Saturday 8 March 2014

TENTANG TUGU LIBRA 969


Bupati Merauke Drs Romanus Mbaraka, MT akhirnya meresmikan Tugu Lingkaran Brawijaya (Libra) 969. Dalam peresmian tersebut, Bupati Romanus membeberkan secara blak-blakkan ihwal makna dari angka 969, 1902 serta ornamen-ornamen yang terdapat pada tugu tersebut.


Tepatnya Senin (27/5) sore, menjadi momen penting bagi masyarakat Merauke, dimana Tugu Lingkaran Brawijaya 969 yang dibangun pada 2012 lalu, akhirnya diresmikan oleh Bupati Merauke Drs Romanus Mbaraka, MT, dan disaksikan langsung para Muspida plus, seperti Danrem 174/Anim Ti Waninggap Brigjen TNI Edy Rahmayadi, Danlantamal XI Merauke, Brigjen TNI (Mar) Heri Setiadi, serta para pejabat di lungkungan Pemda Merauke, dan kalangan BUMN/BUMS.

Kendati dibalut oleh cuaca yang sedikit mendung, namun prosesi peresmian Libra 969 yang dibanjiri warga Merauke itu,  berjalan hikmat dan penuh dengan eforia mendalam. Selain disuguhkan hiburan dari suara emas artis-artis lokal Kota Merauke, peresmian Libra juga dimeriahkan oleh indahnya percikan kembang api yang menghiasi langit Bumi Animha.

Dalam kesempatan itu, Bupati Romanus yang terkesan santai mengenakan kemeja merah dongkernya, membeberkan secara gamblang soal kehadiran Tugu Libra 969 tersebut. Sebagai inspirator dari Tugu Libra 969 itu, orang nomor satu di Kabupaten Merauke ini menjelaskan, bahwa pemberian nama Libra 969 berikut dengan keberadaan ornamen-ornamennya bukan hanya asal bunyi alias asbun. Digamblangkan,  pokok pikiran kehadiran Libra sendiri karena menilik Merauke dalam lintasan kota di Nusantara ini adalah kota tua yang berwajah lesu dan kusut. Dan Merauke sendiri sebagai garda terdepan NKRI di wilayah ujung Timur  sangat strategis, karena berbatasan dengan dua negara, yakni Papua Nugini untuk wilayah daratan, dan Australia di wilayah perairan.

 “Sedangkan makna Libra adalah keseimbangan empat sisi dunia yang identik dengan empat golongan adat Animha dan bercorak verdas dalam berpikit, bekerja keras, bertanggung jawab, harmonis dan berkeadilan serta transparan,” ucap bupati disambut tepukan hangat dari para undangan dan masyarakat yang hadir.

Sambung bupati, Libra 969 sarat makna karena merupakan martabat, sejarah perjuangan NKRI, pemersatu semua orang Merauke dan menjadi simbol kecerdasan anak negeri Bumi Animha.

Masih dikatakan bupati jebolan Institut Teknik Bandung (ITB) ini, khusus angka 969 yang diusung dalam penyebutan nama tugu tersebut, dimana angka 9 mengandung arti damai dan sejahtera, sedangkan angka 6 memiliki makna keseimbangan. Sementara angka 1902 dan bola dunia yang diletakkan pada ujung atas Tugu Libra, yakni memiliki arti yang berada pada ujung atas tugu, memiliki arti Merauke menuju kota dunia. Begitu juga tulisan Izakod Bekai Izakod Kai (Satu hati satu tujuan) yang merupakan jargon dari Kabupaten Merauke, tak lupa dipampangkan karena memiliki makna sebagai kesatuan nusantara dari Sabang sampai Merauke.

“Libra 969 ini juga memiliki arti Merauke umur panjang seperti umur Metusalah kejadian 5:27. Kemudian angka 1969 yang ada juga memiliki arti integrasi Irian Jaya ke NKRI. Untuk tifa artinya empat golongan adat Malinda, dan air mancur yang ada mengelilingi Tugu Libra memiliki arti sebagai air Merauke, kemudian ada bunga dan tanah memiliki arti hutan dan tanah Merauke,” jelas bupati dalam sambutan lisannya itu.

Bupati berharap kehadiran Libra 969 ini bukan saja mempercantik wajah Merauke, tetapi juga memberikan manfaat positif kepada masyarakatnya. (***)

0 komentar:

Post a Comment