BCMerauke.com - Bupati Merauke, Romanus Mbaraka menegaskan, pelantikan seorang pejabat yang nota bene orang asli Papua menempati suatu posisi di lingkungan pemerintah setempat, harus memperhatikan sumber daya manusia (SDM) dan kepangkatannya. “Karena jangan sampai dipaksakan menempati suatu posisi, sementara masih pangkat III C, maka sama saja membunuh kariernya,” katanya, saat ditemui tabloidjubi.com di Swisbelt Hotel, Merauke Selasa (18/3).
Menurut Romanus, besok pada 19 Maret 2014 akan dilakukan pelantikan terhadap 39 pejabat eselon II di Swisbelt Hotel, Merauke untuk menempati posisi di sejumlah dinas yang ada.
Mereka yang dilantik, telah melalui berbagai petrtimbangan yang dilakukan, termasuk hasil godokan Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) yang dipimpin Sekda Merauke, Daniel Pauta.
“Pak Sekda Merauke telah menjalankan dan atau melaksanakan tugasnya dengan sebaik mungkin dan melaporkan nama-nama para pejabat dimaksud. Selanjutnya saya melakukan seleksi lebih lanjut. Jadi, yang dipertimbangkan adalah regulasi kepegawaian,” ujar Romanus.
Selain itu, kata Bupati Merauke ini, keseimbangan tetap menjadi perhatian. Artinya, semua orang yang sudah bekerja sesuai dengan masa waktu, golongan, ethnis, dan agama, ikut dipertimbangkan pula. Di samping itu, diskresi terhadap putra-putri Papua tetap menjadi perhatian serius. “Ya, tentunya tetap memperhatikan dengan kepangkatan yang dimiliki,” tandasnya.
Disinggung apakah ada pejabat dari luar yang didatangkan untuk menempati posisi di SKPD, Bupati Merauke enggan berbicara. “Saya tidak ingin mendahului. Besok baru datang dan lihat secara langsung di Swisbelt Hotel,” pintanya.
Secara terpisah Sekda Merauke, Daniel Pauta mengaku, nama-nama pejabat telah disodorkan kepada Bupati Merauke dan dilakukan penggodokan.
“Besok akan dilakukan pelantikan. Tentunya mereka yang akan dilantik, akan mendapatkan undangan untuk hadir tepat jam sesuai waktu yang ditentukan yakni tepat pukul 10.00 WIT,” kata Daniel. (Jubi/Frans L Kobun)
0 komentar:
Post a Comment