Monday, 24 March 2014

Penutupan Lokalisasi di Kampung Wanam Harus Lebih Bijak

BCMerauke.com - Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Ekonomi Yayasan Antonous (Yasanto0m Merauke, Djago Bukit, menyatakan penutupan lokalisasi liar di Kampung Wanam, Distrik Ilwayab, harus bijak. Yakni dengan mendiskusikan  dulu dengan beberapa pihak terkait. Penutupan lokalisasi secara langsung, menurut Djako, dikhawatirkan akan menimbulkan dampak lain yang lebih serius.

“Meskipun para PSK melakukan praktik secara liar, tetapi berada dalam suatu daerah sehingga memudahkan para petugas kesehatan untuk melakukan pemeriksaan  secara rutin tiap bulan. Itu sudah berjalan dari tahun ke tahun. Karena mereka berada dalam suatu bangunan yang dipersiapkan,”  kata Djago kepada tabloidjubi, Sabtu (22/3).

Menurut Djago, jika tempat lokalisasi ditutup, para pekerja seks komerasial ereka akan menyebar dan tinggal di tempat-tempat tersembunyi  sekaligus melakukan aktivitas melayani setiap tamu. “Hal itu di luar kontrol tenaga medis sehingga jika ada yang mengidap penyakit HIV/AIDS, maka akan sulit dideteksi. Sebab, tidak ada pemeriksaan secara rutin dilakukan,” ujarnya.

Hal serupa disampaikan Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Merauke, Heny Suparman. “Mungkin lebih tepat jika beberapa komponen yang selama ini memberikan perhatian secara kontinyu terhadap para PSK di Wanam, agar melakukan pertemuan bersama. Sehingga disitu dapat diambil jalan keluar penyelesaian terbaik,” kata dia.

Bupati Merauke, Romanus Mbaraka dalam pertemuan dengan pengurus PKK di Aula Pangkat-Kelapa Lima beberapa waktu lalu menegaskan, dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, pihaknya akan menutup lokalisasi liar di Wanam. Karena tidak ada izin yang dikeluarkan. Lagi pula, banyak keluhan dari masyarakat disana terkait keberadaan para PSK tersebut. (Jubi/Frans L Kobun)

0 komentar:

Post a Comment