Thursday 13 March 2014

Tujuh Distrik di Merauke Jadi Priioritas Pengiriman Logistik Pemilu

BCMerauke.com - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Merauke, Antonius Kaize, mengatakan bahwa tujuh distrik akan menjadi prioritas untuk dilakukan pengiriman logistik pemilu legislatif. Ketujuh distrik itu adalah Kimaam, Waan, Tabonji, Ilwayab, Okaba, Tubang, dan Kaptel.


“Sepuluh hari sebelum pelaksanaan pemilu (H-10), logistik pemilu sudah harus dikirim ke tujuh distrik tersebut dan dilanjutkan ke kampung-kampung. Pengiriman harus lebih awal karena umumnya transportasi yang digunakan adalah laut. Sementara, kondisi gelombang laut pun, terkadang tidak terlalu menentu,” kata Antonius Kaize,Kamis (6/4)

Menurut Antonius pihaknya akan mempertimbangkan jika cuaca di laut tidak memungkinkan, maka pengiriman logisltik pemilu akan memakai sarana transportasi udara (pesawat0, baik ke Kimaam maupun Okaba. Dari situ baru dilanjutkan dengan speed boad  menuju kampung-kampung.

Antonius menjelaskan, berbagai kegiatan bimbingan teknis (bimtek) bagi petugas PPD maupun PPS telah dilakukan sehingga tidak ada permasalahan.  Salah satu fokus perhatian KPU Kabupaten Merauke adalah pengiriman logistik, terutama di daerah-daerah yang sulit dijangkau.

“Kami optimistis  logistik akan sampai di kampung sebelum pencoblosan tanggal 9 April 2014 nanti.  Kami juga sedang melakukan pemantauan agar proses pelipatan surat suara, segera diselesaikan di beberapa sekolah yang telah ditunjuk itu,” tuturnya.

Antonius mengharapkan kepada setiap partai politik agar memberikan dorongan secara terus menerus kepada masyarakat di kampung-kampung, sekiranya mereka memanfaatkan kesempatan dimaksud dengan datang ke tempat pemungutan suara (TPS) dan mencoblos pilihannya.

Anggota KPU Merauke yang membidangi logistik, Severinus Fenanlampir, menambahkan pihakya memberikan jaminan jika proses pelipatan surat suara di tujuh sekolah, akan selesai tepat satu minggu. Dengan begitu, jadwal yang ditentukan untuk pengiriman logistik ke distrik dan kampung-kampung tidak molor. (Jubi/Frans L Kobun)

0 komentar:

Post a Comment